Kamis, 20 Februari 2014
Belajar Bersandar Hidup Pada Allah
Coba kita renungkan, berapa banyak impian dan harapan yang kita titipkan disetiap doa?, sudah berapa doa-kah yang terkabul dan berapa doa yang masih ditangguhkan olehNYA? Kita paham akan arti mengandalkan Allah dalam kehidupan sehari-hari, namun kita perlu bertanya, apakah benar bahwa kita selalu melibatkan Allah disetiap melakukan kegiatan apapun juga dan mengandalkan Allah dengan sepenuh hati dalam setiap detail kehidupan kita?
Hidup selalu dihadapkan pada tikungan,persimpangan,dan jalan lurus. Namun jalan kehidupan-pun tidak selalu mulus, ada kerikil dan lubang kecil, ada naik bukit dan turun lembah, ada jalan terjal dan berliku, disaat lain jalan terang tapi menyesatkan. Kita adalah pelaku bagi lukisan hidup, goresan hitam putih dan sejumlah warna pelangi merupakan tinta yang kita torehkan dalam sejarah kehidupan itu sendiri, yang pada saatnya nanti pantaskah untuk dikenang atau malah dilupakan atau terlupakan.
Lalu masih pantaskah kita menganggap kuasa atas kehidupan ini? Bukankah hanya karena tersandung kerikil kecil saja, kita goyah dan mengeluh? Mulut kita bicara percaya akan Allah, namun tidak dengan hati. Akan tetapi, tetap saja kita sering mengandalkan pikiran, kekuatan dan pandangan kita dalam memilih,memutuskan sesuatu dan mengerjakan sesuatu dengan mengesampingkan Allah. Kita mengandalkan kekuatan tubuh namun lupa ada saatnya ia akan lemah, kita mengandalkan kekayaan yang bisa saja dalam sekejap akan musnah, kita mengandalkan kepintaran yang bisa saja akan membodohi dan menjerumuskan kita, kita mengandalkan manusia yang bisa saja membuat kita kecewa, bahkan beragam jenis andalan yang kita sandarkan semata ingin menyenangkan hati dan keluar dari permasalahan.
Kita sering lupa bahwa Allah pemegang Kekuasaan, namun kita selalu menyepelekan keberadaanNya. Kita mengerjakan ibadah sekedar menggugurkan kewajiban saja, kita punya banyak waktu untuk internet, sms, bekerja, shoping di mall,dsb. Namun sempatkah kita melibatkan Allah dalam kegiatan tersebut atau sekedar mengucap bismillah dipermulaan kegiatan kita? Padahal Allah sangat senang jika IA dilibatkan dan diandalkan, dengan begitu IA akan memimpin jalan kehidupan kita dan bukankah IA satu-satunya penolong dan tidak pernah meninggalkan kita meski kita sering melupakanNYA.
Dengan begitu, bukan hanya karena batu sandungan kita mengingatNya, bukan pula karena usia tua kita mendekatiNya, dan bukan sekedar karena mengharap impian kita sujud padaNya. Allah senantiasa ingin melihat hambaNya tersenyum dalam rahmatNya, IA selalu menggantikan airmata umatNya dengan jutaan karunia. Allah tidak pernah tidur dan diam sekalipun yang tersembunyikan. Kita tidak pernah tahu bagaimana Allah mengatasi setiap kesulitan, namun kita tahu bahwa Allah akan mengatasinya. Karena itu, belajarlah bersandar hidup dengan hanya mengandalkan Allah, bukan bersandar pada manusia apalagi kemampuan diri semata. ~~~~*semoga bermanfaat*~~~~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar